Sejarah

Pada awalnya, Kampung Gunungsari dikenal dengan nama Babakan Cibungang. Nama ini berasal dari letaknya yang berdekatan dengan Situ Cibungang, sebuah danau yang dahulunya luas dan menjadi batas alam bagi pemukiman sekitar.

Asal-usul nama Cibungang sendiri memiliki kisah yang memilukan. Dahulu, seorang anak kecil yang sering menemani ibunya mencari ikan di situ tersebut mengalami musibah dan meninggal dunia. Dalam bahasa setempat, kata "buggang" mengacu pada seseorang yang meninggal dunia, sehingga masyarakat sekitar menyebut tempat tersebut sebagai Cibungang, untuk mengenang peristiwa tragis tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Situ Cibungang mengalami penyempitan akibat perubahan alam dan aktivitas manusia. Kampung yang dulunya berada di tepi situ mulai berjarak dari perairan tersebut. Melihat perubahan ini, para sesepuh atau kokolot kampung merasa perlu untuk memberikan identitas baru bagi wilayah mereka. Akhirnya, mereka sepakat mengubah nama Babakan Cibungang menjadi Kampung Gunungsari.

Nama Gunungsari sendiri memiliki makna yang mendalam. Dalam bahasa setempat, "Gunung" melambangkan tempat yang tinggi dan kokoh, sedangkan "Sari" bermakna inti atau esensi. Secara filosofis, Gunungsari juga dapat dimaknai sebagai "tempat pulang," mencerminkan harapan masyarakat akan kampung ini sebagai tempat yang selalu memberikan ketenangan dan menjadi tujuan akhir setelah perjalanan panjang.

Hingga kini, Kampung Gunungsari terus berkembang sebagai bagian dari warisan budaya yang menyimpan sejarah panjang dari masa lalu, mengingatkan masyarakat akan asal-usulnya yang sarat makna dan nilai-nilai kearifan lokal.